Bahan Komsel GKJ Jembatan Lima
Minggu, 08 Desember 2024
GEMBALA YANG DINANTIKAN
所期待的牧者
(Mikha 5:1-5)
Bagian ini merupakan nubuatan nabi Mikha tentang kelahiran Mesias di kota Betlehem. Sebelum tiba pada Janji keselamatan bagi umat Allah pada masa pemerintahan nabi pada zaman Yotam, Ahas dan Hizkia raja-raja Yehuda. Dimana pada masa itu terjadi kebobrokan moral dan spiritual yang dilakukan oleh para pemimpin bangsa dan para gembala Israel. Umat Tuhan mengalami penindasan, mereka hidup dalam penyembahan berhala dan semakin jauh dari identitas dan panggilan Tuhan sebagai umat pilihan. Dan Allah kelak akan menyatakan keadilannya (salah satu karakter dalam diri Allah) dengan membuang mereka ke Babel. Tetapi tidak berhenti sampai di sana, Allah yang dalam karakternya juga adalah kasih, Ia sendiri yang berinisiatif untuk melepaskan umat-Nya dari kegelapan. Dengan berjanji bahwa akan lahir seorang Raja Mesias yang akan menyelamatkan mereka. Di mana pemerintahannya dipimpin oleh gembala yang kerjaan-Nya penuh damai.
Seolah seperti oase di tengah padang gurun, nubuatan ini hadir di tengah pergumulan yang sedang umat Allah alami dan menyegarkan kembali pengharapan mereka untuk selalu mengingat kesetiaan Allah dalam perjanjian-Nya. Jika kita membacanya dari “kacamata” Injil, disini dengan jelas dapat dilihat bahwa bayang-bayang Mesias yang dinubuatkan nabi Mikha itu sepenuhnya telah digenapi lewat kelahiran dari Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Mesias yang lahir di kota mungil Betlehem Efrata, keturunan Raja Daud, Dialah Allah yang menggenapi misi keselamatan bagi umat-Nya. Dia adalah Allah yang telah lahir dalam sejarah (imanen), Yesus Kristus adalah Imanuel itu “Allah beserta kita.” Kelak Mesias akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya untuk menggenapi kerajaan-Nya.
Dari Perenungan di atas kita bisa melihat anugerah Tuhan dalam hidup kita sebagai umat Allah di masa kini.
- Manusia dengan usahanya sendiri tidak dapat hidup berbalik kepada Allah (bertobat). Manusia butuh intervensi dari Allah untuk hidup sesuai rancangan-Nya. Allah tidak dapat menyangkali karakternya yang adalah adil & kasih. Karena itu setiap dosa akan tetap menghadirkan konsekuensi dan dampak yang akan diterima (cth. intimidasi dari rasa bersalah dalam hati nurani). Itu sebab-Nya Allah yang adalah kasih itu telah berinisiatif untuk untuk menyelamatkan umat-Nya dengan menghadirkan mesias yang akan membawa pemulihan dan shalom.
- Allah setia memelihara perjanjian-Nya. Sifat dari perjanjian Allah kekal “sejak purbakala” (Abraham, Ishak dan Yakub) dan tentu sampai hari ini berlaku bagi setiap kita umat Tuhan di masa kini. Maka kita umat Allah dipanggil untuk menghidupi “spirit masa penantian” dengan menghadirkan “cicipan” kerajaan Allah di bumi dengan menghidupi pertobatan kita setiap hari. Kemudian umat Allah dipanggil untuk menghadirkan shalom bagi sesama. Hal ini selaras dengan identitas umat Allah yang terus dipanggil untuk memperjuangkan hidup kudus dan benar juga bersamaan dengan itu menjadi berkat bagi orang lain.
- Sebagaimana Allah dengan belas kasihan-Nya telah memelihara dan menyertai umat Tuhan sampai hari ini, maka kita dipanggil untuk setia menantikan Gembala yang Agung itu. Dan natal menjadi momen untuk setiap kita kembali merenungkan keadilan dan kesetiaan Tuhan yang kekal yang menuntut kita dalam kerendahan hati. Dan terus meyakini penyertaan-Nya sampai akhir hidup kita dan akhir dunia ini. Imanuel.
Pertanyaan untuk direnungkan/disharingkan:
- Sudahkah Anda siap menyambut kedatangan Sang Gembala ke dunia?
- Hal apa yang perlu Anda persiapkan untuk menyambut kedatangan-Nya?