TEMA BESAR KOMSEL:
AKU PASTI BERBUAH
Persiapan bagi PKS:
- Apa yang anda dapatkan dalam firman Tuhan yang minggu ini?
- Pasti ada minimal satu pesan dari firman Tuhan yang paling kuat menggentarkan hati anda, apakah itu? Menurut anda mengapa pesan itu sangat penting bagi anda? Apa yang akan anda lakukan dengan pesan khusus itu?
(Sebelum membaca ringkasan khotbah, renungkan kembali pesan khusus Tuhan untuk anda melalui khotbah yang anda dengar, resapi itu dan buatlah komitmen-komitmen iman di dalamnya, tujuannya adalah agar anda tidak melewatkan pesan khusus Tuhan atas hidup anda. Pola ini juga dapat anda terapkan dalam komsel, sebelum sharing dan membahas ringkasan khotbah ada baiknya setiap anggota komsel merenungkan sejenak apa yang secara pribadi mereka dapatkan melalui khotbah).
Ringkasan Khotbah 11 Februari 2024 (Pengkhotbah: GI. Noptianus Zendrato)
KELUARGA YANG DIPELIHARA ALLAH
(Kejadian 48:1-16)
Nas ini menceritakan tentang peristiwa pada masa Yakub sudah bertemu kembali dengan Yusuf, anak simatawayangnya. Yusuf sebelumnya sudah dianggap tidak ada, sudah diterkam oleh binatang buas seperti berita dusta yang disampaikan kepada Yakub. Setelah sekian tahun, bahkan ketika Yakub sudah sangat tua, terungkaplah fakta bahwa Yusuf masih hidup, bukan hanya itu, Yusuf juga sudah sukses, ia telah menjadi orang kedua di Mesir yang saat itu merupakan kerajaan yang sangat besar. Tentu saja hal itu menjadi sukacita besar bagi Yakub, ditambah lagi karena Yusuf sudah berkeluarga dan sudah memiliki anak. Kedua anak itulah yang menjadi fokus dari penuturan nas ini, yaitu tentang bagaimana mereka diberkati oleh Israel dengan warisan berkat umat pilihan yang dijanjikan Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
Sepenggal kisah ini kelihatannya menarik, kehidupan umat pilihan Allah selalu memiliki “akhir yang bahagia”, ya! Itu pasti, namun mari kita memperhatikan sejenak segala proses kehidupan yang dilewati oleh Yakub sebelum momen akhir yang bahagia ini. Sejak muda Yakub melewati banyak proses yang sulit, terutama dimulai ketika ia harus lari dari rumahnya setelah ia menipu Esau, dia harus tinggal di rumah Laban dan disana dia dibohongi soal istinya. Setelah dia punya anak, salah satu anaknya dikabarkan meninggal, Yakub sangat berduka bahkan seperti orang yang “turun kedalam dunia orang mati”, eh setelah bertahun-tahun kemudian terungkap kalau semua itu hanya kebohongan, jadi Yakub “di prank” oleh anak-anaknya sendiri. Kehidupan Yakub bagaikan “drama yang penuh air mata”. Mengapa itu semua bisa dialami oleh Yakub? Bukankah ia adalah umat pilihan yang menerima janji berkat Allah?
Dalam nas ini, Yakub sendiri mengatakan bahwa Allah telah menampakkan diri kepadanya dan memberikan janji berkat (ayat 3-4), namun kenyataan hidup Yakub tidak serta-merta menjadi sempurna, kehidupannya tetap saja penuh tantangan dan air mata, fakta ini memberikan kita sebuah catatan penting bahwa “kehidupan orang yang diberkati oleh Tuhan tidak serta-merta berjalan mulus dan bebas dari semua masalah”.
Pertanyaan pentingnya sekarang adalah apakah Yakub menyerah? Apakah ia protes kepada Tuhan dan mempertanyakan janji Tuhan? Tidak!! Sebaliknya dalam nas ini Yakub memberikan pernyataan iman yang luar bisa yaitu bahwa Allah telah menjadi gembalanya dan Malaikat yang telah melepaskannya dari segala bahaya. Dalam semua kenyataan hidup yang pahit itu, Yakub tidak merasa telah ditinggalkan oleh Tuhan, sebaliknya ia melihat penyertaan Tuhan yang tidak pernah berkesudahan atas hidupnya.
Tentu saja ini adalah penyataan iman yang luar biasa, tidak heran jika Yakub menjadi salah seorang tokoh legendaris dalam sejarah umat pilihan Allah, iman dan kesetiaannya kepada Tuhan memang diatas rata-rata. Iman dan kesetiaan Yakub dan tokoh-tokoh penting lain dalam Alkitab sangat berbeda dengan iman jemaat masa kini. Banyak jemaat masa kini yang terpengaruh oleh teologia kemakmuran, mereka memiliki konsep bahwa ikut Tuhan pasti enak, ikut Tuhan kehidupan pasti baik-baik saja sehingga sulit sedikit gampang protes kepada Tuhan, mempertanyakan janji Tuhan bahkan tidak jarang mempetanyakan keberadaan Tuhan.
Ini tentunya menjadi pelajaran penting bagi kita untuk sabar dan setia menantikan pertolongan Tuhan, kita tidak tidak boleh cepat-cepat menyimpulkan pemeliharaan Tuhan hanya dari sepenggal kisah hidup yang kita alami. Kita harus belajar setia dalam segala keadaan.
Kita adalah umat pilihan yang pasti diberkati oleh Tuhan, namun hal itu tidak berarti bahwa kehidupan kita pasti berjalan mulus, tetap ada proses yang sulit yang harus kita lewati untuk membentuk kita menjadi pribadi yang berkenan kepada Tuhan. Yang penting adalah kita harus sabar dan senantiasa menaruh pengharapan kita kepada Tuhan dan percaya kepada-Nya dengan segenap hati, sampai pada saat-Nya ketika kemuliaan Tuhan dinyatakan atas hidup kita, kita akan terkagum-kagum melihat keajaiban rencanaNya.
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Maukah anda setia kepada Allah dalam segala keadaan?
- Apakah anda tetap meyakini pemeliharaan Allah ditengah kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan apa yang anda harapkan?
- Dalam pergumulan hidup yang paling berat yang sedang anda hadapi saat ini baik dalam kehidupan pribadi maupun keluarga, apakah anda selalu percaya pada pemeliharaan Allah?