TEMA BESAR KOMSEL:

AKU PASTI BERBUAH

 

Persiapan bagi PKS:

  1. Apa yang anda dapatkan dalam firman Tuhan yang minggu ini?
  2. Pasti ada minimal satu pesan dari firman Tuhan yang paling kuat menggentarkan hati anda, apakah itu? Menurut anda mengapa pesan itu sangat penting bagi anda? Apa yang akan anda lakukan dengan pesan khusus itu?

(Sebelum membaca ringkasan khotbah, renungkan kembali pesan khusus Tuhan untuk anda melalui khotbah yang anda dengar, resapi itu dan buatlah komitmen-komitmen iman di dalamnya, tujuannya adalah agar anda tidak melewatkan pesan khusus Tuhan atas hidup anda. Pola ini juga dapat anda terapkan dalam komsel, sebelum sharing dan membahas ringkasan khotbah ada baiknya setiap anggota komsel merenungkan sejenak apa yang secara pribadi mereka dapatkan melalui khotbah).

 

Ringkasan Khotbah 21 Januari 2024

ALLAH YANG MURAH HATI
(Roma 11:25-36)

 

Kemurahan hati Allah merupakan hal yang sangat dekat dengan hidup kita. Kita tidak mungkin ada hingga hari ini kalau bukan karena kemurahan hati Allah. Pertamatama karena Allah adalah sumber kehidupan kita, Allah-lah yang menciptakan kita dan memberikan segala keistimewaan dalam kita seturut dengan kemurahan-Nya. Allah yang bermurah hati memelihara kita dalam berkat-berkat-Nya sekalipun sebenarnya kita tidak layak menikmati semua itu karena segala pelanggaran dan dosa-dosa kita. Yang kedua berkaitan dengan rasa aman kita. Tanpa kemurahan Allah yang menaungi kita dengan perlindungan, kita pasti akan menjadi “mangsa empuk dari iblis”. Alkitab mencatat bahwa iblis seperti singa yang mengaum-aum yang mencari siapa yang dapat di telannya. Di dalam Alkitab kita bisa belajar dari kehidupan Ayub, seorang yang hidupnya bisa dibilang sempurna dalam ukuran dunia, Ayub sukses dalam pekerjaannya sehingga dia menjadi orang yang sangat kaya, Ayub juga adalah seorang yang bijaksana sehingga banyak orang datang meminta nasihatnya, dan Ayub adalah orang yang saleh sehingga Tuhan memuji kesalehannya. Tetapi ketika Tuhan menarik anugarah perlindungan-Nya dari Ayub, hidup Ayub langsung hancur, kekayaannya, kebijaksanaannya bahkan kesalehannya menjadi tidak ada artinya. Kisah tersebut memberikan kita pelajaran bahwa sebenarnya kemurahan Allah-lah yang membuat kita hidup aman hingga hari ini.

Roma 11:25-36 ini juga mengajarkan kita tentang kemurahan Allah dari salah satu sisi yang penting untuk kita perhatikan dengan seksama, yaitu bahwa kemurahan Allah itu tidak hanya ditujukan kepada salah satu suku bangsa (Israel), tetapi kepada semua orang. Menariknya, Allah menyatakan anugerah kemurahan itu melalui ketidaktaatan Israel sebagai yang sulung dalam daftar pemilihan Allah. Melalui ketidaktaan mereka, anugerah keselamatan itu dinyatakan kepada dunia. Hal ini menunjukkan kebesaran Tuhan kita, kegagalan umat-Nya pun bisa Tuhan pakai menjadi media pernyataan anugarah-Nya yang lebih besar, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Hal yang perlu kita perhatikan di sini adalah penekanan Rasul Paulus bahwa itu sama sekali bukan karena keistimewaan Israel tetapi semata-mata kemurahan Allah. Mereka sebenarnya adalah bangsa yang tidak layak atas keistimewaan itu, akan tetapi mereka beroleh kemurahan Tuhan.

Ini tentunya adalah berita gembira bagi kita yang bukan merupakan keturunan Israel secara jasmani, ini artinya bahwa kita mendapatkan bagian dari janji-janji Allah dan diperhitungkan sebagai umat Allah, namun perlu kita catat disini bahwa untuk hal itu kita tidak boleh sombong dan tidak perlu menjadi hakim atas Israel. Keselamatan mereka adalah hak Allah dan itu bukan ranah kita. Lagipula, dalam nas ini Rasul Paulus menyampaikan bahwa “Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya”. Tuhan akan memperlakukan mereka seturut dengan anugerah-Nya.

Sekarang pertanyaan pentingnya adalah bagaimana dengan kita? Bagaimana kita menyambut kemurahan Allah yang dinyatakan kepada kita? Seharusnya jika kita mengerti bahwa semua hanya kemurahan Allah semata maka tidak ada alasan bagi kita untuk memegahkan diri, sebaliknya kita tersungkur dengan rendah hati untuk menyatakan rasa syukur kita kepada Tuhan dan kita tidak akan lagi main-main dengan hidup kita. Kita akan memandang anugerah keselamatan yang telah kita terima dari Allah sebagai kesempatan untuk kita hidup dalam kehendak-Nya dan menyenangkan hati-Nya. Kita akan mencintai Allah dengan segenap hati kita karena Dia telah menyatakan kemurahan yang sedemikian ajaib.

 

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Apa kesan anda ketika mendengar berita tentang kemurahan Allah?
  2. Seberapa besarkah nilai kemurahan Allah itu dalam hidup anda? Menurut anda apa yang mempengaruhi konsep seseorang tentang nilai/makna kemurahan Allah?
  3. Bagaimana respon anda ketika mengetahui bahwa Allah kita adalah Allah yang sangat murah hati? 
Follow us: