TEMA BESAR KOMSEL:

AKU PASTI BERBUAH

 

Persiapan bagi PKS:

  1. Apa yang anda dapatkan dalam firman Tuhan yang minggu ini?
  2. Pasti ada minimal satu pesan dari firman Tuhan yang paling kuat menggentarkan hati anda, apakah itu? Menurut anda mengapa pesan itu sangat penting bagi anda? Apa yang akan anda lakukan dengan pesan khusus itu?

(Sebelum membaca ringkasan khotbah, renungkan kembali pesan khusus Tuhan untuk anda melalui khotbah yang anda dengar, resapi itu dan buatlah komitmen-komitmen iman di dalamnya, tujuannya adalah agar anda tidak melewatkan pesan khusus Tuhan atas hidup anda. Pola ini juga dapat anda terapkan dalam komsel, sebelum sharing dan membahas ringkasan khotbah ada baiknya setiap anggota komsel merenungkan sejenak apa yang secara pribadi mereka dapatkan melalui khotbah).

 

Ringkasan Khotbah 14 Januari 2024 (Oleh: GI. Alfa Imanuel)

ALLAH YANG SETIA
(YOSUA 21:43-45)

 

Manusia suka dengan kesetiaan. Kita senang berteman dan berpasangan dengan orang yang setia. Kita senang berbisnis dan bekerja dengan orang yang setia. Sebab kesetiaan itu sangat mahal harganya. Di media sosial kita berseliweran tiap hari kabar tentang penipuan dalam bisnis, perselingkuhan dalam rumah tangga, janji-janji manis para pebajat yang tidak ditepati, anak-anak yang melanggar janji kepada kita. Kita punya kemungkinan yang sangat besar untuk gagal menepati janji-janji kita. Karena dosa, kita telah menjadi makhluk yang sulit untuk setia. Namun hari ini kita mau belajar dari pribadi Tuhan sendiri yang selalu setia kepada umat-Nya. Ada 2 hal yang bisa kita pelajari tentang Allah yang setia:

1. Kesetiaan Allah tidak ditentukan oleh kebaikan kita. Perjanjian yang dibuat Allah dengan umat-Nya bukan perjanjian yang bilateral, namun unilateral. Allah yang berinisiatif mengikat perjanjian dengan umat-Nya. Dan yang jauh lebih mengherankan adalah Allah membuat sebuah perjanjian yang sebetulnya tidak menguntungkan pribadi Allah itu sendiri, sebaliknya perjanjian itu menguntungkan umat-Nya. Minggu lalu kita telah belajar bagaimana Allah yang mengikat janji itu kepada Abraham, Ishak, Yakub dan keturunan-Nya, kemudian menepati janji-Nya untuk membebaskan mereka dari Mesir dan akan memimpin menuju tanah yang dijanjikan itu. (Lih. Keluaran 3:6-7). Pada Yosua 21:43 ini, setelah melewati satu perjalanan yang panjang, menghadapi musuh-musuh di sepanjang perjalanan. Pada akhirnya, mereka menduduki dan hidup di tanah perjanjian itu. Dalam ayat 43 dicatat, “Jadi seluruh negeri itu diberikan TUHAN kepada orang Israel, yakni negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka. Mereka menduduki negeri itu dan menetap di sana.” Apakah ini karena kebaikan Israel? Tidak! Bangsa itu berkali-kali menyakiti hati Tuhan. Di depan Laut Merah, bangsa itu bersungut-sungut dihadapan Tuhan, menuduh Tuhan yang tidak-tidak, menuduh Tuhan hendak membunuh mereka. Di padang Gurun Sin mereka bersungutsungut kepada Tuhan karena lapar. Di Mara dan elim mereka menggerutu lagi karena mereka haus. Di kaki gunung Sinai mereka membuat lembu emas dan menyembah lembu itu, sepanjang perjalanan ke tanah perjanjian mereka bersungut-sungut, Tuhan mau membunuh kami. Namun puji Tuhan, Allah itu setia, sekalipun umat-nya tidak setia. Allah memegang teguh janji-Nya, dan menggenapi janji-Nya itu.

2. Kesetiaan Allah itu Kekal. Karena kesetiaan Tuhan tidak ditentukan oleh baikburuknya kita, dapat kita simpulkan bahwa kesetiaan Tuhan itu sifatnya kekal. KesetiaanNya tidak pernah berubah dan tidak pernah hilang. Kasihnya bagi kita sangat layak dipercaya, sekalipun kita tahu, kadang-kadang, Tuhan mengizinkan kita menghadapi situasi kehidupan yang tidak mudah. Namun, Tuhan tidak akan membiarkan kita sendirian. Dalam Yosua 21, setelah Israel berhasil menaklukkan bangsa Kanaan, dan menduduki daerah itu. Daerah ini dibagi menjadi 12, (minus Lewi, karena mereka tidak mendapatkan bagian tanah). Dan ini adalah tanah terbaik yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel. Tanah yang juga dikatakan penuh susu dan madu. Tuhan Allah menepati janji-Nya. Namun kalau kita melihat, tanah yang baik dan subur ini juga dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang kuat. Ada Aram di utara, di sebelah timur ada Amon dan Moab, di sebelah selatan ada Edom, di sebelah barat ada Filistin. Hidup bangsa Israel terhimpit, mereka terhimpit oleh musuh-musuhnya, namun Tuhan berjanji tidak akan meninggalkan mereka.

Di ayat 44, kita tahu bahwa dikatakan Allah tidak berkata, “Semua musuhnya akan binasa, semua musuhnya akan musnah, namun Tuhan berkata bahwa, sekalipun ada musuh-musuh di sekita mereka, Tuhan akan menjaga mereka. Tuhan akan mengaruniakan keamanan kepada mereka. Mereka akan diserang oleh musuh-musuhnya tetapi Tuhan, akan menyerahkan alias mengalahkan musuh-musuh mereka itu. BISS hari ini, kita hidup juga tidak mudah. Kita terhimpit. Masalah-masalah kehidupan dapat menekan dan menghimpit kita. Namun Tuhan tidak meninggalkan kita. Ia adalah Allah setia. Allah yang telah menggenapi janji-Nya untuk menebus dosa kita. Allah mungkin tidak memberikan kekayaan uang pada kita. Allah mungkin tidak memberikan kita jabatan dan nama yang baik. Allah mungkin tidak memberikan jawaban “Ya” seluruh doadoa kita. Tetapi Allah memberikan apa yang terbaik yang Dia punya bagi kita. Yaitu hidupnya sendiri. Yaitu nyawa-Nya sendiri. Sehingga hari ini kalau kita ada. Kita ada sampai hari ini. Dengan iman yang teguh kita bisa melangkah bersama dengan Tuhan, di tengah-tengah setiap kesulitan dan tantangan yang harus kita hadapi. Tantangan dan kesulitan itu tidak sampai menghempaskan kita. Itu semua karena anugerah-Nya, kebaikan-Nya dan kesetian-Nya kepada kita.

 

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Apa yang Anda telah pelajari mengenai kesetiaan Allah?
  2. Bagaimana Allah menyatakan kesetiaan-Nya di tengah-tengah pergumulan hidup Anda?
  3. Apa komitmen Anda untuk membalas kasih dan kesetiaan Allah?
  4. Apa yang terjadi apabila Anda gagal melaksanakan komitmen itu? 
Follow us: