TEMA BESAR KOMSEL:

AKU PASTI BERBUAH

 

Persiapan bagi PKS:

  1. Apa yang anda dapatkan dalam firman Tuhan yang minggu ini?
  2. Pasti ada minimal satu pesan dari firman Tuhan yang paling kuat menggentarkan hati anda, apakah itu? Menurut anda mengapa pesan itu sangat penting bagi anda? Apa yang akan anda lakukan dengan pesan khusus itu?

(Sebelum membaca ringkasan khotbah, renungkan kembali pesan khusus Tuhan untuk anda melalui khotbah yang anda dengar, resapi itu dan buatlah komitmen-komitmen iman di dalamnya, tujuannya adalah agar anda tidak melewatkan pesan khusus Tuhan atas hidup anda. Pola ini juga dapat anda terapkan dalam komsel, sebelum sharing dan membahas ringkasan khotbah ada baiknya setiap anggota komsel merenungkan sejenak apa yang secara pribadi mereka dapatkan melalui khotbah).

 

Ringkasan Khotbah 17 Desember 2023 (Oleh GI. Pinvatanis)

GEREJA TANPA TEMBOK
Efesus 2:11-22

 

Ekslusifisme dan diskriminasi sosial merupakan hal yang umum terjadi dalam kehidupan keagamaan orang Yahudi pada zaman Tuhan Yesus. Status mereka sebagai umat pilihan Allah membuat mereka menutup diri dengan orang lain. Hal itu mula-mula berawal dari perintah Tuhan atas mereka untuk tidak sembarangan bergaul dengan bangsa asing berkaitan dengan pola perilaku bangsa asing yang identik dengan praktek penyembahan berhala dan pesta pora dalam dosa. Namun pada perkembangannya, perintah itu disalahpahami sehingga mereka tidak lagi menghidupi panggilan mereka menjadi saksi Allah di tengah dunia, mereka tidak lagi memperkenalkan Allah kepada orang asing dan tidak menyatakan kemuliaan-Nya, sebaliknya mereka terjatuh dalam kesombongan Rohani dan memandang sebelah mata orang lain.

Dalam lingkungan sosial, ada semacam tembok antara orang Yahudi dan bangsa lain, orang-orang non Yahudi “dilabeli” dengan stigma-stigma negatif, seperti orang tak bersunat, orang kafir dan sebagainya. Pada saat berita Injil diterima oleh semua bangsa, terjadi benturan-benturan dengan sekat-sekat sosial itu, orang-orang Yahudi masih terkadang mendiskriminasi orang diluar mereka.

Itulah salah satu tujuan Paulus menuliskan ini, Paulus menegaskan bahwa sekatsekat itu telah dihancurkan oleh Kristus, sekarang setiap orang yang percaya kepada Kristus hidup sebagai satu keuarga Allah Tidak lagi ada orang Yahudi, Yunani dan bangsa bangsa lain tetapi semua adalah keluarga anak-anak Allah dengan Kristus sebagai kepala. Namun orang-orang non Yahudi harus ingat bahwa semua itu semata-mata adalah anugerah Allah atas mereka melalui iman mereka kepada Kristus.

Sekalipun tembok-tembok pemisah ini sudah dihancurkan oleh Kristus 2000 tahun yang lalu, sering kali gereja tidak sadar sedang membangun tembok-tembok baru. Misalnya tembok kesalehan yaitu ketika gereja merasa bahwa gereja adalah komunitas orang-orang saleh dan tidak ada tempat orang berdosa di sana. Gereja pada akhirnya sangat mudah menghakimi dan memberikan label-label baru kepada orang lain, bahkan hal ironi seringkali terjadi dimana gereja terkadang menghakimi lebih keras dari dunia. Ini tentunya adalah sebuah kesalahan berpikir, gereja bukanlah tempat orang-orang suci tetapi tempat orang-orang berdosa yang sedang dipulihkan oleh Tuhan. Justru gereja harus mampu merangkul orang-orang berdosa dan membawa mereka berjumpa dengan terang Kristus.

Tembok yang lainnya adalah tembok status sosial, seringkali ada diskrimansi terselubung bahkan terang-terangan dalam gereja dimana ada perlakuan-perlakuan khusus bagi orang-orang dengan tingkat ekonomi tertentu apalagi yang memiliki kontribusi besar, ada jemaat VIP dan ada jemaat kelas ekonomi. Ini tentunya tidak sesuai dengan prinsip kebenaran. Selanjutnya adalah tembok generasi, dimana generasi lama merasa paling berpengalaman dan paling tahu bagaimana harus mengembangkan gereja, sementara generasi baru dianggap masih belum tahu apa-apa. Sebaliknya, generasi baru menganggap generasi lama sudah kuno dan tidak sesuai dengan kondisi zaman. Hal ini tentunya tidak benar, sebab semua masa itu ada keunikannya sendiri dan seharusnya itu harus dipadukan menjadi satu kekuatan untuk gereja lebih baik. Yang terakhir adalah tembok budaya, gereja adalah Kumpulan orang dari berbagai latar belakang, jika kita tidak bisa saling menghargai satu sama lain dan tidak bisa memaklumi kebiasaan satu sama lain maka itu akan menjadi tembok pemisah yang membawa kehancuran. Prinsipnya sederhana, kita boleh berbeda yang penting kita satu dalam kebenaran.

Dari nas ini kita dapat belajar beberapa prinsip agar tidak ada lagi sekat-sekat dalam gereja kita: (1) Kita harus ingat bahwa segala hal berkaitan dengan status kita sebagai anak-anak Allah adalah semata-mata anugerah Tuhan. Kita dipilih Tuhan bukan karena kita Istimewa, bukan karena kesalehan kita, bukan karena kebudayaan kita, bukan juga karena status sosial kita atau karena status generasi kita. Kita dipilih karena kasih Tuhan oleh sebab itu tidak ada ruang untuk kesombongan dan perbedaanperbedaan yang ada tidak perlu kita besar-besarkan sebaliknya itu kita pandang sebagai keunikan yang menjadi kekuatan komunitas kita. (2) Kita harus ingat bahwa gereja adalah miliki Tuhan. Jika semua kontribusi yang pernah kita berikan kepada gereja adalah murni untuk Tuhan maka kita harus dengan rendah hati mengingat bahwa semua itu tidak pernah cukup untuk menyatakan rasa syukur kita atas anugerah dan berkatberkat yang telah kita terima. Masalah yang sering terjadi adalah ketika dalam kontribusi yang kita berikan itu terselip kepentingan keangkuhan. (3) Kita harus selalu sadar bahwa tidak ada ruang kepentingan pribadi dalam gereja. Tidak boleh ada agenda lain selain agenda Tuhan dalam gereja. Kita bukan siapa-siapa, hanya hamba yang berusaha melakukan yang terbaik bagi Raja Agung kita. Di dalam keterbatasan dan ketidak sempurnaan kita menerima kehormatan untuk melayani-Nya. Menjadi hamba yang diperkenankan dalam anugerah-Nya sudah cukup bagi kita. Tuhan Yesus menolong dan memberkati kita semua.

 

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Menurut anda, kebiasaan apa yang harus kita bangun dalam relasi bersama keluarga Allah dalam gereja?
  2. Mengapa kita harus selalu mengingat bahwa status kita sebagai anak-anak Allah adalah anugerah dan segala sesuatu yang kita miliki hanya berkat Tuhan semata?
  3. Maukah anda membangun pekerjaan Allah lebih lagi dengan cara merangkul orang lain dengan keunikannya masing-masing?
Follow us: