TEMA BESAR KOMSEL:
AKU PASTI BERBUAH
Persiapan bagi PKS:
- Apa yang anda dapatkan dalam firman Tuhan yang minggu ini?
- Pasti ada minimal satu pesan dari firman Tuhan yang paling kuat menggentarkan hati anda, apakah itu? Menurut anda mengapa pesan itu sangat penting bagi anda? Apa yang akan anda lakukan dengan pesan khusus itu?
(Sebelum membaca ringkasan khotbah, renungkan kembali pesan khusus Tuhan untuk anda melalui khotbah yang anda dengar, resapi itu dan buatlah komitmen-komitmen iman di dalamnya, tujuannya adalah agar anda tidak melewatkan pesan khusus Tuhan atas hidup anda. Pola ini juga dapat anda terapkan dalam komsel, sebelum sharing dan membahas ringkasan khotbah ada baiknya setiap anggota komsel merenungkan sejenak apa yang secara pribadi mereka dapatkan melalui khotbah).
Ringkasan Khotbah 13 Agustus 2023 (ditulis oleh GI. Alfa Imanuel)
HASRAT AKAN ALLAH
Mazmur 42:1-12
Kita percaya bahwa Allah itu baik. Tetapi saat tragedi ada dalam hidup kita, apakah kita akan tetap mengatakan bahwa itu baik? Pemazmur menuliskan Mazmur 42, saat mengalami kondisi menderita karena pembuangan ke Babel. Bangsa Israel telah berdosa kepada Allah, sehingga Allah menghukum mereka. Allah menggerakkan bangsa Babel untuk menaklukkan dan menghukum mereka. Namun justru inilah yang menjadi pergumulan dalam diri pemazmur. Paling tidak ada 3 pergumulan dalam batinnya. Pertama, mengapa hukuman Tuhan terasa lebih berat bila dibandingkan dengan kejahatan Israel/umat Allah itu sendiri? Kedua, mengapa Tuhan menggunakan bangsa yang lebih jahat untuk menghukum umat-Nya? Ketiga, mengapa orang-orang baik yang juga ikut mengalami pembuangan? (Alkitab mencatat beberapa orang yang masih taat kepada Allah seperti penulis Mazmur ini, Daniel, Sadarkh, Mesakh dan Abednego).
Menarik, respon dari pemazmur saat harus menghadapi penderitaan yang terjadi. Ia mengatakan, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” (ayat 2). Pemazmur memiliki hasrat akan Allah di tengah tragedi yang sedang terjadi. Hasrat artinya keinginan/harapan yang kuat akan Allah. Bahkan 2 kali pemazmur mencatat hasrat akan Allah itu dalam bagian ini. 1) “Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.” (ayat 6). 2) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (ayat 12). Bagaimana bisa memiliki hasrat akan Allah di tengah tragedi yang sedang terjadi?
Kita bisa tetap kuat berharap pada Allah dalam penderitaan hidup yang sedang terjadi, kalau kita percaya bahwa Allah itu baik dan adil.
Allah itu baik dan adil bagi semua orang. Ia menerbitkan sinar matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik serta menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Matius 5:45). Tentu ini kabar baik bagi kita. Kalau orang jahat dan orang yang tidak benar saja dipelihara oleh Allah, apalagi kita anak-anaknya! Tuhan pasti akan memperhatikan kita. Tuhan pasti menjaga kita di tengah penderitaan yang sedang kita alami. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya saat ia menyembuhkan seorang yang buta: ”Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yohanes 9:3). Murid-murid menyangka bahwa penderitaan itu karena dosa orang buta itu atau karena dosa orang tuanya. Namun Yesus menolak prasangka para murid itu. Ia mengajarkan para murid bahwa melalui penderitaan orang buta itu, pekerjaan Allah akan dinyatakan di dalam dia. Melalui pengajaran Yesus kita bisa memahami bahwa penderitaan tidak selalu datang akibat dosa. Penderitaan yang terjadi bisa mendatangkan kebaikan bagi hidup seseorang. Bahkan Yesus mengambil jalan penderitaan untuk menebus dosa manusia. Dr. Frank Turek mengatakan, “Pembunuhan Terhadap Tuhan Yesus Kristus yang tidak bersalah itu, Menghasilkan kebaikan yang sangat besar kepada miliaran manusia di sepanjang sejarah. Dan itu terus berlanjut sampai 2000 tahun kemudian.”
Jadi, tetap berharap pada Tuhan apapun kondisi yang saat ini kita alami. Sebab Allah itu baik. Bahkan melalui tragedi, Allah dapat mengerjakan kebaikan bagi hidup kita. Milikilah hasrat akan Allah. Hasrat akan Allah akan memberikan kita kekuatan dan pengertian untuk melalui setiap tragedi yang terjadi.
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Apa yang dimaksud dengan “Hasrat akan Allah”?
- Bagaimana supaya kita memiliki hasrat akan Allah dalam setiap kondisi kehidupan kita?
- Bagaimana memahami kebaikan Allah di tengah penderitaan yang sedang terjadi? Apa yang Allah telah lakukan untuk menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita?