Bahan Komsel GKJ Jembatan Lima
Minggu, 07 September 2025
HATI YANG KAYA
豐富的心
(Lukas 12:13-21)
Suatu saat Yesus ditemui oleh seorang yang meminta-Nya agar Ia berkata kepada saudaranya untuk berbagi warisan dengannya. Yesus tidak menanggapi permintaannya itu dan justru menasihati orang banyak di situ agar berhati-hati terhadap sifat tamak atau serakah. Mengapa Yesus menasihati hal itu? Karena Yesus tahu hati orang yang meminta-Nya itu dipenuhi oleh perasaan iri dan menginginkan lebih dari apa yang semestinya ia terima. Maka dari itu Yesus memberikan perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh untuk mengingatkan agar mereka jangan hanya kaya harta tetapi tidak kaya hati, kaya di dunia tetapi tidak kaya di hadapan Allah.
Bagaimana agar kita bisa memiliki hati yang kaya? Kita harus ubah cara pandang kita mengenai harta, berkat, uang, talenta dan semua yang kita miliki sebagai berikut:
- Dari aku menjadi Dia
Kita harus memiliki kesadaran bahwa apa yang kita miliki bukan miliki kita pribadi dan sepenuhnya dalam kekuasaan kita. Semua milik Tuhan dan kita hanya pengelolanya saja (stewardship). Oleh sebab itu apapun yang kita miliki kembalikan untuk kemuliaan Dia. - Dari banyak menjadi cukup
Sifat manusia selalu tidak pernah cukup dan ingin lebih banyak lagi dan lagi. Tetapi Tuhan selalu mengajarkan untuk mencukupkan dengan apa yang ada. Ketika kita mulai serakah maka kita tidak akan pernah bisa bersyukur. Kata RC. Sproul pernah berkata dosa manusia adalah ketika ia tidak menghormati Tuhan dan tidak bisa bersyukur karena serakah, sebab serakah dapat disamakan dengan penyembahan berhala. - Dari kini menjadi nanti
Tuhan mengingatkan kita agar mengumpulkan harta di surga, mengapa? Karena dunia ini sementara, sedangkan surga adalah kekal. Jangan sampai kita di dunia yang fana ini kaya tetapi di kekekalan kita tidak punya apa-apa. Mengumpulkan harta di surga yang kekal berarti kita harus memiliki relasi yang intim dengan Tuhan mulai dari sekarang. Jangan hanya fokus untuk kini saja tetapi yang nanti juga. Ingatlah pepatah bahwa harta di dunia tidak dibawa mati.
Lukas 12:21 (TB) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Penutup
Marilah kita mulai sekarang mengubah cara berpikir kita dari aku menjadi Dia, dari banyak menjadi cukup dan dari hanya saat ini menjadi nanti (kekal). Dengan demikian kita akan memiliki hati yang kaya, yang bukan hanya memikirkan diri sendiri tetapi Tuhan dan sesama, tidak serakah tetapi merasa cukup, serta membangun relasi yang intim dengan Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita.
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Pernahkah kita merasa tidak cukup dengan apa yang kita miliki saat ini?
- Apa saja yang bisa kita lakukan agar kita kaya di hadapan Allah?