Bahan Komsel GKJ Jembatan Lima

Minggu, 09 Februari 2025

 

HIDUP DALAM KEBENARAN
活在真理
(Kejadian 39:1-2; 7-9; 20-23)

 

Pendahuluan

Setiap hari kita selalu diperhadapkan dengan pilihan, memilih untuk hidup dalam kebenaran atau kebohongan? Hidup dalam kehendak Allah atau dosa?

Begitu banyak godaan dunia ini yang membuat kita menyimpang dari kebenaran Allah (godaan materi berupa harta benda, jabatan yang bisa saja kita peroleh dengan menghalalkan segala cara), bahkan mungkin juga ada godaan pemuasan seksual.

Itulah yang juga dialami oleh Yusuf dalam nats yang kita baca tadi.

 

Pembahasan

Yusuf mengalami begitu banyak penderitaan dalam hidupnya (dijual oleh saudaranya, menjadi budak di rumah Potifar, difitnah oleh isteri Potifar, dipenjara). Secara khusus kita belajar dari Yusuf bagaimana ia menghadapi godaan untuk dia berbuat dosa dan bahkan ia tetap dapat hidup dalam kebenaran ketika godaan itu datang.

  1. Hidup dalam kebenaran krn menyadari identitasnya ( ayat 4, 8-9)
    Yusuf menyadari siapa dirinya:

    • Seorang yang dipercaya dan telah mendapat kasih serta kemurahan tuannya (dipercayakan semua miliknya dan diberi kuasa untuk mengatur rumah tuannya), tidak mungkin ia mengkhianati dan berbuat jahat terhadap tuannya (ayat 9b).
    • Seorang yang telah mendapatkan kasih dan penyertaan Allah, bagaimana mungkin ia dapat melakukan dosa terhadap Allah (ayat 9b)

    Bagaimana dengan kita? Siapa kita dihadapan Allah? Kita adalah orang-orang yang telah ditebus dan dibenarkan oleh Allah dalam Kristus Yesua, karena itu kita wajib hidup dalam kebenaranNya.

  2. Hidup dalam kebenaran berarti tidak kompromi dengan dosa ( ayat 12)
    Yusuf tidak hanya sampai kepada tahu siapa dirinya di hadapan tuan ( Potifar) dan Allahnya. Yusuf juga tidak hanya sampai kepada tahu bahwa ia tidak boleh berbuat jahat kepada tuannya dan berbuat dosa terhadap Allahnya. Tetapi Yusuf nyatakan kebenaran yang ia ketahui melalui perilaku dan tindakannya ketika ia digoda oleh isteri tuannya. Kata ‘lari’ dalam ayat 12 berarti pergi, menjauh meninggalkan. Ini artinya Yusuf tidak kompromi dengan dosa meski ada peluang untuk ia berbuat dosa. Banyak orang kristen hanya sampai pada tahu mana yang berkenan pada Tuhan, mana yang tidak; mana yang boleh dilakukan, mana yang tidak, tetapi pertanyaannya, seperti apa sikap dan tindakannya ketika ada godaan untuk berbuat dosa.
    • Hidup dalam kebenaran pasti disertai dan diberkati (39: 2, 21, 23 dan 41: 41-43)
      Yusuf hidup benar, tetapi difitnah dan mengalami begitu banyak masalah. Namun dalam 39: 2, 21, 23 dan 41:41-43 jelas memberitahu kita bahwa Yusuf disertai oleh Allah dan apa yang dikerjakannya Tuhan buat berhasil, bukan itu saja Yusuf bahkan menjadi orang yang berkuasa di Mesir serta menjadi orang yang menyelamatkan bangsanya dari bencana kelaparan.

    Bagaimana dengan kita? Apa yang kita alami ketika kita mau hidup dalam kebenaran? Mungkin kita seperti Yusuf, kita dibenci, dikhianati, disalahpahami, menderita, dll. Percayalah jika kita mau hidup dalam kebenaran, kita pasti disertai dan diberkati. Penyertaan Tuhan bukan berarti semuanya menjadi mudah dan lancar, bukan juga hanya tentang kesuksesan secara materi, tetapi tentang kekuatan untuk hidup benar di tengah dunia yang penuh dosa, dan pada akhirnya kita menjadi berkat bagi orang lain dan nama Tuhan dipermuliakan.

     

    Pertanyaan untuk direnungkan/disharingkan:

    1. Hal apa yang perlu diperbaiki dalam hidup Anda untuk hidup dalam kebenaran?
    2. Bagaimana Anda dapat membantu teman Anda hidup dalam kebenaran?
    Follow us: