Oleh: GI. Noptianus Zendrato
Iman dan perbuatan baik merupakan dua hal yang harus ada dalam setiap hidup orang percaya. Banyak orang memperdebatkan tentang hubungan antara keduanya. Dalam Alkitab sendiri ada dua tokoh yang sepertinya berbeda pendapat tentang hal ini. Rasul Paulus dalam surat-suratnya selalu mengedepankan iman, bahkan secara jelas dia mengatakan bahwa keselamatan adalah oleh iman, bukan oleh perbuatan (Rom. 3:27; 9:32). Sementara itu, rasul Yakobus dalam suratnya mengatakan bahwa “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yak. 2:17). Apakah keduanya bertentangan? Tentu saja tidak, karena kebenaran Alkitab tidak bertentangan satu sama lain.
Iman dan perbuatan tidak boleh dipahami secara terpisah karena keduanya sangat erat berhubungan. Perbuatan baik adalah perbuatan yang lahir dari iman, tanpa iman tidak ada perbuatan baik. Mungkin ada orang yang menyanggah hal ini dengan mengatakan bahwa ada banyak orang yang tidak mengenal Tuhan tetapi melakukan banyak perbuatan baik bahkan menjadi teladan. Ya! Itu memang benar, tetapi perbuatan baik yang saya maksud disini adalah perbuatan baik yang berkenan kepada Tuhan yaitu perbuatan baik yang lahir dari iman, tulus dan yang berdasarkan rasa takut dan kasih kepada Tuhan serta berpusat kepada Tuhan.
Banyak orang bisa melakukan perbuatan baik dan berkenan kepada manusia, tetapi tidak dihadapan Tuhan. Semuanya adalah karena pada dasarnya kita berdosa dan tidak ada perbuatan kita yang murni. Kita membutuhkan Allah Roh kudus untuk mengubah hidup kita di dalam iman dan perubahan itu akan tercermin dalam karakter hidup kita. Perbedaan penekanan rasul Paulus dan rasul Yakobus tentang iman dan perbuatan bukan didasarkan pada perbedaan prinsip dari keduanya, tetapi perbedaan konteks penerima surat mereka. Surat rasul Paulus lebih diprioritaskan bagi orang yang belum percaya atau baru percaya sementara surat rasul Yakobus ditujukan kepada orang-orang Kristen yang telah mengerti tentang keselamatan di dalam iman. Kepentingan rasul Paulus adalah untuk mendorong orang dalam iman kepada Kristus dan meneguhkan mereka yang baru percaya, sementara kepentingan rasul Yakobus adalah membina jemaat untuk hidup di dalam iman.
Kita yang berdosa tidak akan pernah tau berbuat baik jika Tuhan tidak mengaruniakan pengetahuan itu kepada kita. Pada dasarnya, setiap manusia itu egois dan cenderung berpusat pada diri sendiri. Di dalam iman kecenderungan kita diubahkan oleh Allah Roh Kudus kepada kecenderungan yang berpusat kepada Kristus. Hati kita yang telah diubahkan secara otomatis akan membawa perubahan pada karekter kita dan kemudian tercermin dalam perbuatan kita. Jadi, perbuatan baik seseorang adalah buah dari iman. Seseorang yang hidup dekat dengan Tuhan akan nyata dalam perbuatannya. Jika kita ingin kita diubahkan, tidak ada cara lain selain di dalam Tuhan. Tidak ada seorangpun yang dapat mengubah kita selain dari Tuhan. Demikian juga sebaliknya, jangan pernah kita berpkir bahwa kita akan mampu mengubah orang lain, orang lain juga hanya dapat diubahkan oleh Tuhan. Yang dapat kita lakukan adalah membawanya kepada Tuhan dan berdoa buat dia.
Perkataan rasul Paulus benar, kita tidak diselamatkan oleh karena perbuatan kita, karena berdasarkan ukuran perbuatan, kita tetap adalah orang berdosa, lagi pula kita terus menerus melakukan kesalahan. Demikian juga tidak ada satupun dari perbuatan baik kita yang memenuhi standard Tuhan. Kita tidak dapat berbuat baik tanpa Kristus dan tanpa pimpinan Roh Kudus dalam hidup kita. Pernyataan rasul Yakobus juga benar, jika iman kita tidak disertai perbuatan maka pada dasarnya itu tidak ada gunanya karena tidak berbuah. Iman kita perlu dipertanyakan, karena mustahil bagi seseorang yang telah hidup di dalam Kristus dan talah lahir baru untuk tidak mencerminkan perbuatan baik dalam hidupnya.
Kita sebaiknya memeriksa hidup kita, kita mengukur iman kita dari buahnya yaitu karakter kita. Jika perbuatan kita masih perbuatan yang lama dan pola pikir kita masih pola pikir yang lama, maka iman kita perlu dipertanyakan. Kita harus datang dengan sungguh kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk membarui hidup kita.
Dalam beberapa tulisan saya, saya selalu menekankan hal ini, karena kunci utama dari kualitas hidup kita terletak pada hubungan kita dengan Tuhan karena segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Rom. 11:36). Dalam hidup kita yang telah rusak total oleh dosa ini ditengah-tengah dunia yang juga telah rusak, hanya Tuhan yang mampu mengubah segala sesuatu menjadi baik dan indah.