Bahan Komsel GKJ Jembatan Lima

Minggu, 14 September 2025

KEBANGGAAN MENJADI PEKERJA KRISTUS
基督工人的驕傲
(1KORINTUS 4:1-5)

 

Dalam bagian ini, Rasul Paulus menegaskan identitas dan tanggung jawab sejati seorang pelayan Kristus.

  1. Paulus menekankan bahwa dirinya dan rekan-rekan sepelayanannya harus dipandang sebagai pelayan-pelayan Kristus dan pengelola rahasia-rahasia Allah. Ini adalah pekerjaan yang mulia, namun harus diemban dengan rendah hati. Fokusnya bukan pada kemuliaan diri, tetapi pada siapa yang mereka layani yaitu Kristus dan apa yang dipercayakan kepada mereka (Firman Allah atau “rahasia-rahasia Allah”).
  2. Kualitas terpenting yang dituntut dari seorang pekerja Tuhan adalah setia. Paulus menyatakan bahwa penilaian manusia (bahkan penilaian terhadap dirinya sendiri) tidaklah berarti. Penghakiman sesama (termasuk jemaat Korintus yang suka memihak) adalah penghakiman yang dangkal dan seringkali salah. Bahkan, menilai diri sendiri pun bisa bias. Satu-satunya penilaian yang mutlak benar adalah penilaian dari Tuhan.
  3. Paulus mengalihkan pandangan dari penghakiman manusiawi kepada penghakiman ilahi pada waktu Tuhan datang. Hanya Tuhanlah yang memiliki otoritas penuh untuk mengungkapkan motif tersembunyi dalam hati setiap orang dan memberikan pujian yang sesungguhnya. Prinsip ini menghilangkan kesombongan dan mendorong kerendahan hati, karena pujian akhir bukan berasal dari manusia melainkan dari Allah.

Menjadi pekerja Kristus adalah sebuah kebanggaan, tetapi kebanggaan itu terletak pada kepercayaan yang diberikan oleh Allah, bukan pada pengakuan manusia. Seorang pelayan yang setia tidak sibuk membanggakan diri atau menghakimi sesama pelayan, tetapi fokus untuk menyenangkan Tuannya dan menantikan pujian dari Tuhan pada waktunya nanti.

 

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Sebagai seorang pekerja Kristus, dalam hal apa saja saya mungkin lebih mencari pujian dari manusia daripada berusaha untuk setia di hadapan Tuhan dalam mengelola apa yang telah Ia percayakan?
  2. 1 Korintus 4:5 mengingatkan kita untuk tidak menghakimi pelayan Tuhan lainnya sebelum waktunya. Apakah saya pernah memiliki kecenderungan untuk menghakimi, membanding-bandingkan, atau merendahkan pelayanan orang lain? Bagaimana kebenaran ini mengubah perspektif dan sikap saya terhadap sesama rekan sepelayanan?
Follow us: