TEMA BESAR KOMSEL:

AKU PASTI BERBUAH

 

Persiapan bagi PKS:

  1. Apa yang anda dapatkan dalam firman Tuhan yang minggu ini?
  2. Pasti ada minimal satu pesan dari firman Tuhan yang paling kuat menggentarkan hati anda, apakah itu? Menurut anda mengapa pesan itu sangat penting bagi anda? Apa yang akan anda lakukan dengan pesan khusus itu?

(Sebelum membaca ringkasan khotbah, renungkan kembali pesan khusus Tuhan untuk anda melalui khotbah yang anda dengar, resapi itu dan buatlah komitmen-komitmen iman di dalamnya, tujuannya adalah agar anda tidak melewatkan pesan khusus Tuhan atas hidup anda. Pola ini juga dapat anda terapkan dalam komsel, sebelum sharing dan membahas ringkasan khotbah ada baiknya setiap anggota komsel merenungkan sejenak apa yang secara pribadi mereka dapatkan melalui khotbah)

 

Ringkasan Khotbah 7 Mei 2023 (Oleh Pdt. Ang Tju Mio)

KETIKA UANG JADI TUAN, SETIA DALAM PERKARA YANG KECIL
(Luk. 16:10-13)

Seorang penyidik KPK baru-baru ini berkata: “Orang korupsi kalau sudah sering, uang kecilpun diembat. Apalagi uang besar, pasti disikat.” Saya rasa kita akan setuju bahwa tidak ada hal yang besar yang tidak dimulai dari hal yang kecil. Semua dimulai dari yang kecil. Semua perlu proses. Tidak ada hal yang tiba-tiba. Contohnya: manusia dimulai dari bayi yang mungil, uang besar dari uang sedikit, seorang sarjana dimulai dari pendidikan dasar dsb. Hal ini berlaku baik untuk hal yang positif maupun hal yang negatif.

Nah, untuk bisa menjadi besar, menjadi pintar, kaya dan sebagainya haruslah seseorang memiliki kesetiaan. Saya mengenal beberapa orang Kristen yang setia, yang begitu dipercaya oleh majikan meskipun majikannya bukan orang Kristen. Tetapi mereka adalah orang-orang yang setia. Di dalam kesetiaan, mereka juga tidak kehilangan identitasnya sebagai anak Tuhan, bahkan majikannya sangat mempercayainya dan menyerahkan sepenuhnya kepadanya mulai dari kunci pagar, kunci kantor sampai kunci brankas. Contoh di Alkitab ada Yusuf, Daniel. Di kehidupan saat ini ada Suk suk saya.

Mengapa mereka bisa begitu dipercayai? Karena mereka setia pada tiga perkara:

  1. Setia pada perkara yang kecil untuk mejadi besar (ayat 10)

    Tidak ada buah yang langsung matang. Tidak ada anak yang langsung besar. Semua harus melewati suatu proses. Setiap kita harus melewati proses untuk menjadi. Demikian juga dalam kehidupan rohani dan kesaksian hidup. Tidak banyak orang yang setia dengan perkara yang kecil. Inginnya langsung besar, langsung pandai, langsung kaya, langsung sukses dst. Mari kita belajar ikuti proses “mulai dari yang kecil”. Contoh: Yusuf harus mulai dari budak sebelum Tuhan jadikan dia sebagai PM di Mesir.

  2. Setia pada harta duniawi sebagai batu lompatan kepada harta rohani (ayat 11)

    Fokus kita: harta yang sesungguhnya, kekayaan duniawi menjadi batu lompatan untuk mencapai kekayaan rohani. Tuhan menginginkan kita untuk mengejar “harta yang sesungguhnya”. Harta yang sesungguhnya dalam terjemahan lain dikatakan sebagai kekayaan rohani. Jadi maksud dari nas ini kita bisa melihat bahwa kekayaan rohani harus menjadi fokus utama kita (Mat. 6:33). Tetapi untuk bisa dipercaya suatu kekayaan rohani harus dimulai dari seorang yang bisa dipercaya dalam hal kekayaan duniawi.

    Meskipun saudara bukan seorang akuntan atau pintar matematika tetapi saudara harus mengerti sedikit mengenai keuangan. Sebab bila saudara tidak bisa menghitung secara sederhana saja, bagaimana saudara bisa menghitung persepuluhan saudara. Alkitab pun tidak pernah berkata bahwa kaya itu berdosa. Ayub, Abraham, Ishak, Daud, Salomo adalah orang-orang kaya dan mereka dipercaya Tuhan akan kekayaan rohani. Mereka adalah orang-orang yang cakap mengelola harta duniawi dan Tuhan percayakan kekayaan rohani juga. Mereka memberikan persepuluhan mereka sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang memelihara dan memberkati mereka.

  3. Setia pada milik orang lain sampai dipercaya harta pribadi (ayat 12)

    Saudara dititipi harta oleh Tuhan. Itu bukan harta milik saudara sendiri. Buktinya semua harus saudara tinggal ketika saudara meninggalkan dunia ini. Namun ada tanggung jawab yang dituntut dari Sang Pemilik. Tuhan menitipkan harta-Nya melalui harta orang lain. Contoh talenta yang dipercayakan. Bagian ketiga ini (ayat 13) berbicara mengenai prioritas utama.

 

Penerapan:

Mari kita sebagai anak-anak Tuhan yang ditempatkan di bumi ini setialah dengan perkara kecil, harta duniawi dan milik orang lain. Bila kita setia dengan ketiga hal ini maka Tuhan akan mempercayakan kepada kita perkara besar, harta sorgawi dan harta sendiri.

 

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Menurut anda mengapa kita harus memprioritaskan Tuhan diatas segalanya?
  2. Apa sebenarnya maksud Tuhan Yesus ketika dia mengatakan “kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan”
  3. Mengapa kita harus setia dalam perkara-perkara kecil? Contoh sederhana sesuai dengan pengalaman masing-masing apa?
  4. Mengapa uang tidak boleh menjadi “tuan” atas hidup kita?

 

Follow us: