Bahan Komsel GKJ Jembatan Lima

Minggu, 03 Agustus 2025

MELAYANI DENGAN PENUH SUKACITA
充满喜樂的事奉
(Mazmur 100:1-5)

 

Mazmur 100 adalah salah satu Mazmur yang unik dan khas, yaitu yang menggunakan judul Mazmur Syukur. Dan menjadi semacam “booster” bagi para pelayan Tuhan yang kehilangan sukacita dalam melayani.

Uniknya lagi Mazmur 100 ini tidak ada kata melayani tetapi mengapa tema Minggu ini “Melayani dengan Penuh Sukacita?” Bukan tanpa alasan. Alasannya adalah bahwa di ayat kedua, kata “Beribadahlah dengan sukacita” dalam bahasa aslinya adalah “Layanilah (Ibrani: avad, Inggris:serve) Tuhan dengan sukacita”. Avad (baca: abad) akar dari kata avodah (abodah) dalam bahasa Indonesia yang kita kenal “ibadah” yang memiliki arti: melayani, bekerja dan menyembah.

Nah dari situ kita bisa melihat bahwa pemazmur ingin pembacanya memiliki sukacita dalam melayani Tuhan di mana pun walaupun menghadapi tantangan apapun.

Pemazmur memberikan tiga cara untuk memiliki sukacita dalam melayani.

Pertama, sadari bahwa Tuhan yang menjadikan kita, memiliki kita dan memelihara kita (ayat 3). Ketika kita menyadari semuanya itu, apakah kita tidak terpanggil untuk melayani dengan penuh sukacita? Bahkan Dia yang melayakkan kita untuk menjadi pelayan di hadapan-Nya.

Kedua, syukuri semua yang Tuhan buat atas hidup kita (ayat 4). Coba hitung-hitung berkat-Nya. Maka ketika kita masuk dalam hadirat-Nya, masuklah dengan ucapan syukur. Jadi mengucap syukur seharusnya menjadi motivasi kita dalam melayani Dia.

Ketiga, berserah (ayat 2). Ketika kita datang kepada Tuhan tentu ada sesuatu yang kita serahkan kepada-Nya yaitu segala beban kita. Ketika kita datang menyerahkan segala beban kita maka sebaliknya kita akan merasakan kelegaan yang membuat kita melayani Tuhan dengan sorak-sorai.

Mazmur 126:5

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Mari kita melayani Tuhan dengan penuh sukacita dalam bagian apapun yang Tuhan percayakan dan di mana pun baik di gereja maupun di luar gereja. Kolose 3:23

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

 

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Apakah Anda saat ini sedang bergumul dengan pelayanan? Masalah apa yang membuat Anda kehilangan sukacita dalam melayani?
  2. Rindukah Anda melayani dengan penuh sukacita? Bagaimana Anda memulai kembali pelayanan yang penuh sukacita?
Follow us: