Bahan Komsel GKJ Jembatan Lima
Minggu, 26 Oktober 2025
MENEMUKAN KEPUASAN SEJATI
尋見真正的满足.
Lukas 15:11-32 (Hati Bapa)
Dalam perumpamaan yang terkenal ini, kita melihat dua gambaran manusia dalam pencarian kepuasan. Sang anak bungsu berpikir bahwa kebahagiaan terletak pada kebebasan, harta, dan kehidupan jauh dari ayahnya. Dia mengambil warisannya dan pergi mencari kepuasan di tempat yang jauh. Namun, apa yang terjadi? Harta habis, teman-teman meninggalkannya, dan dia akhirnya menemukan diri sendiri dalam kekurangan dan kesepian yang dalam.
Sementara itu, sang kakak tetap di rumah tetapi juga tidak menemukan kepuasan. Hatinya dipenuhi kecemburuan, kekecewaan, dan perasaan tidak dihargai. Dia melakukan semua hal yang “benar” tetapi hatinya jauh dari sukacita sejati.
Kedua anak ini mewakili cara-cara kita mencari kepuasan:
- Kepuasan melalui kepemilikan (si bungsu)
- Kepuasan melalui prestasi (si kakak)
Namun keduanya gagal, sampai mereka kembali kepada sang ayah.
Sang ayah dalam cerita ini yang mewakili Allah menawarkan kepuasan sejati. Kepuasan tidak ditemukan dalam harta atau prestasi, tetapi dalam:
- Menerima kasih tanpa syarat dari Bapa (ay. 20-24)
- Menyadari identitas sebagai anak Bapa (ay. 24)
- Bersukacita dalam hadirat Bapa (ay. 31-32)
Kepuasan sejati bukanlah tentang memiliki lebih banyak, mencapai lebih banyak, atau menjadi lebih dari orang lain. Kepuasan sejati ditemukan ketika kita menyadari bahwa segala yang Bapa miliki adalah milik kita, ketika kita hidup dalam hubungan yang benar dengan-Nya, dan ketika kita belajar bersukacita dalam kasih-Nya yang tak bersyarat.
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Dari kedua anak dalam perumpamaan ini, mana yang paling mencerminkan perjalanan spiritual Anda saat ini? Apakah Anda seperti si bungsu yang mencari kepuasan di “tempat jauh” atau seperti si kakak yang melakukan hal benar tetapi dengan hati yang pahit?
- Apa “warisan” yang sering Anda gunakan untuk mencari kepuasan di luar hubungan dengan Bapa? (Misalnya: pengakuan orang lain, kesuksesan karir, hubungan, harta benda) Bagaimana Anda dapat belajar menemukan kepuasan sejati dalam identitas Anda sebagai anak yang dikasihi Allah?