TEMA BESAR KOMSEL:
AKU PASTI BERBUAH
Persiapan bagi PKS:
- Apa yang anda dapatkan dalam firman Tuhan yang minggu ini?
- Pasti ada minimal satu pesan dari firman Tuhan yang paling kuat menggentarkan hati anda, apakah itu? Menurut anda mengapa pesan itu sangat penting bagi anda? Apa yang akan anda lakukan dengan pesan khusus itu?
(Sebelum membaca ringkasan khotbah, renungkan kembali pesan khusus Tuhan untuk anda melalui khotbah yang anda dengar, resapi itu dan buatlah komitmen-komitmen iman di dalamnya, tujuannya adalah agar anda tidak melewatkan pesan khusus Tuhan atas hidup anda. Pola ini juga dapat anda terapkan dalam komsel, sebelum sharing dan membahas ringkasan khotbah ada baiknya setiap anggota komsel merenungkan sejenak apa yang secara pribadi mereka dapatkan melalui khotbah).
Ringkasan Khotbah 10 Desember 2023 (Oleh GI. Alfa Imanuel)
SEBUAH SURAT PENUGASAN
Yeremia 29:1-14
Kata “Damai” menurut KBBI berarti tidak ada perang; tidak ada kerusuhan; aman; tenteram; tenang:; keadaan tidak bermusuhan; rukun. Berdasarkan definisi ini kita akan belajar hari ini bagaimana kita bisa beroleh kedamaian yang sejati. Kedamaian yang sejati muncul bukan karena hidup ini bebas dari masalah, namun ada rasa tetap tenang di tengah permasalah hidup yang menerjang. Menurut Yeremia 29:1-14, Firman Allah mengajarkan 2 hal mengenai kehidupan yang penuh damai di tengah pergumulan dan persoalan yang sedang terjadi:
1. Percaya pada pemeliharaan Allah di tengah kesulitan dan penderitaan hidup.
Yeremia memberikan nasehat kepada orang Yahudi yang sedang dibuang di Babel agar menyadari bahwa mereka bisa sampai ke Babel disebabkan karena dosa mereka yang tidak mentaati Allah dan mereka harus menerima realita itu. Nasehat ini penting sebab banyak orang Yahudi mengharapkan pembebasan yang segera. Mereka juga dibuai oleh nubuatan yang palsu dari nabi-nabi palsu, bahwa mereka akan segera dibebaskan. Nabi-nabi palsu mengatakan orang-orang tidak perlu khawatir, karena mereka tidak akan lama berada di sana. Sebuah pesan yang memberikan pengharapan, tapi itu hanyalah harapan palsu. Bahaya berita palsu bagi orang Israel akan terlihat setelah periode waktu berlalu, dan orang-orang melihat bahwa tidak ada yang berubah dan nubuatan nabi palsu tidak tergenapi, maka harapan orang Israel akan runtuh dan semangat mereka patah.
Yeremia memberikan nasehat agar jangan habiskan waktu untuk melakukan usaha yang sia-sia. Lebih baik mereka sadar bahwa semuanya adalah konsekuensi dosa mereka dan menerima realita sebagai kehendak Allah. Intinya, Yeremia ingin mengatakan kepada mereka bahwa meskipun kalian tidak menginginkan seperti ini, dan meskipun kalian berharap untuk situasi yang berbeda, realitanya adalah bahwa kalian berada dalam situasi yang tidak akan diselesaikan dalam semalam. Sebaiknya dengan sadar dan menerima realita ini, Tuhan akan memberikan hikmat di dalam mengisi waktu yang ada. Dalam ayat 5a, Tuhan menyuruh mereka untuk membangun rumah. Tuhan mengatakan bahwa belum waktunya untuk pulang, mereka perlu mempertahankan rutinitas kehidupan mereka secara normal. Terjemahan yang lebih baik adalah “bagunlah rumah dan hidup di dalamnya”. Mereka perlu memahami pembuangan bukanlah kebetulan. Memang benar, bahwa ini adalah konsekuensi dosa mereka, tapi Allah tetap mengendalikan situasi. Dia tahu apa yang Dia lakukan, dan orang Yahudi tidak boleh menyerah, sebaliknya percayalah kepada Tuhan.
2. Mengasihi musuh dan mendoakan kesejahteraan mereka.
Tuhan Allah memerintahkan supaya mereka tidak membalas perlakukan jahat bangsa Babel itu. Bahkan Allah memerintahkan mereka untuk hidup berdamai, dan memerintahkan mereka untuk mengusahakan kesejahteraan bangsa itu. Di ayat 7: “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa selama berada di Babel, pastikan untuk melakukan yang terbaik untuk menyumbangkan sesuatu yang positif. Jadilah orang yang bisa memberikan pengaruh bagi orang-orang yang butuhkan, jangan hanya melewatkan waktu.
Dengan kata lain perintah ini memberikan dorongan bagi orang Yahudi untuk membangun hubungan dengan orang-orang Babel. Bahkan, mengusahakan perdamaian dan kemakmuran. Kata syalom digunakan di sini, ide di sini adalah bahwa upayakanlah dengan tulus persahabatan dengan orang-orang Babel. Dengan demikian mereka mulai belajar mengasihi musuh. Dalam keadaan kita yang serba berubah, di dalam konteks apapun belajarlah untuk membawa perdamaian bagi orang lain di sekitar kita. Kita mungkin tidak menyukai situasi yang ada, dan terkadang kita berpikir ada orang yang harus bertanggung jawab untuk itu. Tapi Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus memberikan kontribusi positif bagi kehidupan mereka.
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Bagaimana cara Anda memaknai secara positif, penderitaan dan persoalan hidup yang sedang terjadi?
- Bagaimana cara Yesus Kristus mendamaikan kita dengan Bapa di Sorga? Apakah kita layak menerima pendamaian itu?
- Sebagai anak-anak Allah, bagaimana Anda seharusnya memperlakukan musuh Anda?
- Apakah yang bisa Anda lakukan bagi kesejahteraan bangsa Indonesia