Bahan Komsel GKJ Jembatan Lima
Minggu, 25 Mei 2025
MEMILIH BERSERAH
選擇降服
(Matius 26:39)
Pergumulan Yesus dalam doa-Nya kepada Bapa di Taman Getsemani merupakan awal dari penderitaan-Nya. Alih-alih Ia menyerah atau melawan kehendak Bapa-Nya, Ia berserah pada kehendak Bapa.
Ada beberapa tahap penderitaan Yesus sebelum Ia menyerahkan nyawa-Nya:
Tahap 1 Yesus mulai merasa sedih (Luk. 22:44)
Di bawah tekanan yang hebat, pembuluh darah halus dalam kelenjar-kelenjar keringat dapat pecah sehingga keringat bercampur dengan darah terjadi.
Tahap 2 Yesus diludahi, ditinju, dipukul (Mat. 26:67)
Setelah ditangkap pada waktu malam dan ditinggalkan oleh murid-murid-Nya (55-57), Yesus dibawa ke Kayafas dan majelis Yahudi. Ketika itu mereka menutupi mata-Nya, berulangkali mengolok-olok, meludahi dan menampar Dia.
Tahap 3 (Mat. 27:2) Pada pagi harinya Yesus yang dipukul berulangkali dan lelah, dibawa ke bagian lain kota Yerusalem untuk diperiksa oleh Pilatus. Barabas dilepaskan (Mat. 27:21)
Tahap 4 Yesus disesah kemudian diserahkan untuk disalibkan (Mat. 27:26) sebelum akhirnya disalibkan
Tahap 5 Yesus ditempatkan di tengah-tengah sekelompok tentara Romawi (Mat. 27:27) mereka mengenakan jubah ungu, memberikan tongkat, mengenakan mahkota duri, prajurit mengejek, menampar wajah-Nya, dan memukul kepala-Nya sehingga duri-duri itu lebih dalam terbenam di kepala-Nya (Mat. 27:30-31)
Tahap 6 Balok salib yang berat itu diikatkan pada pundak Yesus. Mulailah Dia berjalan dengan pelan-pelan ke Bukit Golgota. Beratnya balok ditambah lelahnya tubuh, dehidrasi, darah yang bercucuran, teriknya matahari membuat-Nya terjatuh. Ia berusaha untuk bangun namun tidak sanggup. Simon dari Kirene diminta untuk menggantikan.
Tahap 7 Yesus dibaringkan di atas balok salib, tangan-Nya direntangkan dan paku besi yang persegi di pergelangan tangan-Nya sampai tembus ke kayu salib, pertama tangan kanan. Setelah itu salib ditegakkan dan kaki dipaku dengan paku yang lebih besar.
Tahap 8 Yesus kini tergantung dalam keadaan yang sangat menyedihkan, berlumuran darah, penuh luka dan ditonton banyak orang. Berjam-jam lamanya badannya terasa sakit luar biasa, lengannya lelah, otot-ototnya kejang, kulit yang tercabik-cabik dan punggung terasa nyeri.
Tahap 9 Ketika Yesus merasakan ditinggalkan oleh Bapa. Dia menanggung dosa seluruh umat manusia dan semua kesedihan, penderitaan dan rasa sakit mencapai puncaknya. Yesus mati sebagai yang ditinggalkan, agar kita tidak pernah ditinggalkan oleh-Nya.
Tahap 10 Ketika Yesus berseru “sudah selesai”. Seruan ini menjadi tanda terakhir dari penderitaan dan penyelesaian karya penebusan. Hutang dosa sudah dilunasi dan rencana Allah telah digenapi. Pada saat inilah Yesus memanjatkan doa yang terakhir, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Luk. 23:46).
Pada setiap tahap di atas, jika Yesus mau, Ia bisa saja menyerah atau melawan. Tetapi tidak Ia lakukan. Dia memilih taat dan berserah pada kehendak Bapa-Nya.
Yang bisa kita pelajari dari penyerahan Yesus adalah dalam pengambilan keputusan dan pergumulan. Kita harus berserah kepada Bapa. Bentuk penyerahan itu adalah melalui doa. Doa bukan memaksakan keinginan kita kepada Dia tetapi menyelaraskan keinginan kita dengan kehendak-Nya.
Pertanyaan untuk direnungkan/disharingkan:
- Hal apa saja yang Anda ingin serahkan kepada Tuhan sebagai wujud penyerahan hidup Anda kepada-Nya?
- Hal apa saja sering membuat Anda merasa sulit untuk melakukannya?
- Bagaimana Anda berusaha mendisiplin diri untuk berserah kepada Tuhan?